Ballada Persilangan Cinta
"Ibunda,
Esok menjelang
hamba harus berperang
melawan adik tersayang
untuk membayar hutang."
Seketika,
air mata tergenang
di pelupuk perempuan lekang
"Nak, jangan berperang!
ibu tak ingin kehilangan orang tersayang."
dengan segala kemantapannya
Karna berkata :
"Tapi bu, kenapa hamba dibuang?
apakah itu kasih sayang?
toh, hamba sudah terikat janji balas budi
sebagai kesatria sejati
tak mungkin ingkar janji
apalagi mundur sebelum pergi.
Izinkanlah hamba
pergi ke Rananggana."
setelah kata
hilang makna
setelah perasaan
tak lagi sanggup menceritakan
Kunti hanya menangis ketakutan
melihat anaknya yang akan berperang
Hari telah cerah
bumi yang indah
sebentar lagi penuh darah
bumi yang subur
sebentar lagi penuh dengan kubur
Di Rananggana
dua kesatria
bertarung dengan perkasa
tak peduli tali saudara
karena harga diri taruhannya
di atas kereta
Adipati Karna berdiri dengan perkasa
busungkan dada sekeras baja
dengan Kuntawijayadanu di tangannya
lawan yang maju mati seketika
Arjuna tak mau kalah
setiap melepas panah
tak pernah salah arah
ribuan prajurit jatuh ke tanah
bersimbah darah
Tapi takdir di pihak Arjuna
satu anak panahnya
melesat membelah angkasa
rubuhlah Adipati Karna seketika
Sang perwira gugur di Rananggana
gugur dengan penuh rasa bangga
sebagai kesatria gagah perkasa
dibanjiri hujan darah
Arjuna merasa bersalah
memeluk tubuh sang kaka
yang sudah tak bernyawa
itu Puisi?
iya bego. intinya Makasih beudh yaks...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komen yang baek-baek, ntar orang tua loe seneng terus bisa naek haji....